AFP/CHRISTOPHE SIMON
Gelandang timnas Austria Romano Schmid merayakan golnya pada laga lanjutan Grup D Piala Eropa 2024 melawan Belanda di Berlin, Jerman, Selasa (25/6/2024). Austria menang dan menjadi juara grup.
Austria diprediksi mampu mengikuti langkah Swiss yang lolos ke babak perempat final Piala Eropa 2024. Prediksi Opta Analyst pada 30 Juni 2024 menunjukkan, Austria memiliki kans (56,9 persen) masuk babak perempat final Piala Eropa tahun ini.
Sebelumnya, hasil laga di babak 16 besar Piala Eropa 2024 menunjukkan Swiss telah melangkah ke fase perempat final setelah mengalahkan Italia, 2-0. Swiss akan menantang Inggris pada babak perempat final.
Baca Berita Piala Eropa 2024 Ikuti informasi terkini seputar Piala Eropa 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, klasemen, rekap pertandingan, dan lainnya. Mulai Baca
Meski demikian, kejutan Swiss tidak diikuti oleh Georgia dan Slowakia. Langkah Georgia terhenti pada babak 16 besar setelah kalah dari Spanyol, 1-4. Sementara Slowakia yang sempat di atas angin akhirnya kalah dari Inggris, 1-2, melalui babak perpanjangan waktu.
Sementara itu, Austria bakal melawan Turki untuk menentukan nasib apakah mampu lolos seperti Swiss atau terhenti seperti Georgia. Pada putaran final Piala Eropa 2024 kali ini, Austria dan Turki sudah memainkan tiga pertandingan. Keduanya sama-sama memenangi dua laga yang dijalani pada babak penyisihan grup. Adapun satu pertandingan lainnya, Turki dan Austria sama-sama menelan kekalahan.
Beda kedua tim ini ialah jumlah gol yang disarangkan ke gawang lawan. Austria mencatatkan enam gol, atau rata-rata dua gol dalam tiap pertandingan, sedangkan Turki mencatatkan lima gol.
AFP/RONNY HARTMANN
Gelandang Swiss Granit Xhaka menggiring bola dalam pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2024 antara Swiss dan Italia di Berlin, Jerman, Sabtu (29/6/2024). Swiss lolos ke babak perempat final setelah mengalahkan Italia dengan skor 2-0.
Laga seru Turki melawan Austria ini akan bertambah dengan persaingan para pemain bintangnya. Turki diperkuat Arda Turan yang bermain di Barcelona, Arda Guller (Real Madrid), Orkun Kokcu (Benfica), dan Hakan Calhanoglu (AC Milan).
Di sisi lain, Austria juga diperkuat para pemain bintang, mulai dari Marcel Sabitzer (Borussia Dortmund), David Alaba (Real Madrid), Stefan Posch (Bologna), dan Nicolas Seiwald (RB Leipzig).
Persaingan ketat kedua tim juga terlihat dari jejak pertandingan dalam 13 tahun terakhir (2011-2024). Catatan pertandingan Austria dan Turki menunjukkan kedua tim memiliki kemampuan seimbang dalam lima pertandingan.
Austria menang di dua pertandingan. Demikian pula dengan Turki yang juga mampu menang pada dua laga. Satu pertandingan lainnya berakhir seri. Meski demikian, dalam pertandingan terakhir, yakni pada laga persahabatan 27 Maret 2024, Austria unggul atas Turki dengan skor telak, 6-1.
Sedikit unggul di performa Piala Eropa 2024 tahun ini dan kemenangan dalam head to head terakhir membuat Austria lebih diunggulkan daripada Turki. Prediksi yang diberikan Opta Analyst lebih banyak mengunggulkan Austria untuk menang (48,2 persen) dalam 90 menit pertandingan dibandingkan kans kemenangan Turki (24,9 persen).
Meski demikian, ada kemungkinan (26,9 persen) kedua tim bermain imbang dalam 90 menit pertandingan sehingga memerlukan perpanjangan waktu dan adu penalti untuk menentukan pemenangnya.
AFP/GABRIEL BOUYS
Penyerang Ceko Tomas Chory dan gelandang Turki Orkun Kokcu berebut bola dalam pertandingan Grup F antara Ceko dan Turki di Volksparkstadion, Hamburg, Jerman, Kamis (27/6/2024).
Denmark dan Piala Eropa 1992
Terlepas dari peluang keduanya, lolosnya Austria dan Turki ke babak 16 besar menjadi bagian dari kejutan pada Piala Eropa 2024. Keduanya berpeluang menyusul Swiss yang sudah lolos ke babak perempat final untuk mencatat sejarah di ajang kejuaraan sepak bola Eropa ini.
Jika dirunut sejarah penyelenggaraan Piala Eropa, setidaknya ada dua kejutan besar yang melibatkan tim non-unggulan pada ajang tersebut, yakni kala Denmark yang menjadi tim pengganti Yugoslavia menjuarai Euro 1992 dan saat Yunani menjuarai Piala Eropa 2004.
Denmark awalnya tidak lolos ke putaran final Piala Eropa 1992 di Swedia lantaran hanya mampu finis di posisi kedua pada babak kualifikasi Grup 4. Saat itu, Yugoslavia yang memuncaki grup itu lolos ke putaran final.
Berkecamuknya perang di kawasan Yugoslavia membuat negara itu terkena sanksi PBB yang berakibat tidak dapat menjadi peserta di Piala Eropa 1992. Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) kemudian menunjuk Denmark sebagai pengganti Yugoslavia.
AFP/MIGUEL MEDINA
Para pemain Denmark setelah bertanding melawan Serbia di Munich, Jerman, Selasa (25/6/2024). Denmark lolos ke babak 16 besar dan akan menantang tuan rumah Jerman.
Pada putaran final Piala Eropa 1992, Denmark tergabung di Grup I bersama Swedia, Inggris, dan Perancis. Tim pengganti Denmark diprediksi hanya akan jadi tim pelengkap di Piala Eropa 1992, tetapi yang terjadi justru kebalikannya. Denmark berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang menjalani tiga pertandingan fase grup Piala Eropa 1992.
Denmark mengawali kiprah mereka di Piala Eropa 1992 dengan bermain imbang 0-0 dari Inggris. Lalu, pada pertandingan kedua Grup I Piala Eropa 1992, Denmark menyerah 0-1 dari Swedia. Selanjutnya, pada pertandingan terakhir, Denmark secara mengejutkan menumbangkan Perancis, 2-1.
Denmark pun melaju ke babak semifinal dan berjumpa tim kuat lainnya, yaitu Belanda, yang bertabur pemain bintang, mulai dari Ronald Koeman, Frank Rijkaard, Ruud Gullit, hingga Marco van Basten.
Meski demikian, Denmark berhasil menyingkirkan Belanda lewat adu penalti dengan skor 5-4 berkat performa apik sang penjaga gawang, Peter Schmeichel.
Kemenangan atas Belanda pun mengantarkan Denmark melaju ke babak final Piala Eropa 1992. Di partai puncak, Denmark bakal menghadapi salah satu tim terkuat di Eropa saat itu, yaitu Jerman yang berhasil menyingkirkan tuan rumah Swedia dengan skor 3-2. Di partai final, Denmark berhasil menumbangkan dua kali juara Piala Eropa, Jerman, dengan skor 2-0.
AP PHOTO/EBRAHIM NOROOZI
Pemain Austria Maximilian Wober (kanan) dan pemain Belanda Memphis Depay (kiri) berebut bola dalam laga Grup D Piala Eropa yang digelar di Berlin, Jerman, 25 Juni 2024.
Yunani dan Piala Eropa 2004
Yunani mengulang kejutan di Piala Eropa seperti yang dilakukan Denmark dengan menjadi juara Euro 2004. Yunani yang diasuh Otto Rehagel lolos ke putaran final Piala Eropa 2004 dan tergabung dalam grup neraka, yakni Grup A yang dihuni Portugal sebagai tuan rumah, Spanyol, dan Rusia.
Pada pertandingan pembuka, Yunani membuat kejutan dengan menumbangkan tuan rumah Portugal, 2-1. Kemudian, saat menghadapi Spanyol di pertandingan kedua, Yunani bermain imbang, 1-1, dan pada pertandingan terakhir kalah dari Rusia 1-2.
Baca juga: Raja-raja Piala Eropa
Yunani lolos ke babak gugur setelah menduduki peringkat kedua klasemen, mendampingi tuan rumah Portugal yang memuncaki klasemen Grup A.
Pada babak perempat final, Yunani bertemu dengan juara bertahan Perancis yang memuncaki klasemen Grup B. Yunani berhasil menumbangkan tim unggulan Perancis dengan skor 1–0. Selanjutnya, pada partai semifinal, Yunani menghadapi tim kejutan lain, yakni Ceko, yang menyingkirkan Denmark dengan skor meyakinkan, 3-0.
AFP/KENZO TRIBOUILLARD
Penyerang Portugal, Cristiano Ronaldo, dihadang bek Turki, Samet Akaydi, pada laga Grup F Piala Eropa 2024 di Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, Sabtu (22/6/2024).
Yunani berhasil menyingkirkan Ceko yang dimotori pemain bintang Pavel Nedved, 1-0. Kemenangan tipis atas Ceko mengantarkan Yunani ke final. Mereka bertemu dengan tuan rumah Portugal yang melaju ke partai puncak setelah dengan susah payah mengalahkan Inggris di perempat final dan Belanda di semifinal.
Yunani yang pernah mengalahkan Portugal di babak penyisihan Grup A kembali mengulang kesuksesannya. Yunani tampil sebagai juara menyingkirkan tuan rumah berkat gol semata wayang Angelos Charisteas pada menit ke-57. Kejutan Piala Eropa kembali tercipta dengan Yunani keluar sebagai juara Euro 2004.
Bagaimanapun, Piala Eropa telah menjadi arena bagi beberapa kejutan dalam sejarah sepak bola dunia. Kejutan-kejutan itu membuktikan bahwa turnamen sepak bola terbesar di Eropa itu sulit diprediksi dan semakin menarik untuk terus diikuti. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Piala Eropa: Tuan Rumah, Tim Juara, Stadion, dan Pemain Legenda
APAKAH JALALIVE ITU GRATIS ?
SUDAH PASTI GRATIS.!
Jala Live website pertama kali yang ada di indonesia yang menanyangkan siaran langsung pertandingan sepak bola yang tidak bayar alias gratis loh.!
Tujuan jala Live adalah untuk memudahkan para penggemar bola untuk mengakses dan menonton pertandingan sepak bola secara live dengan kualitas HD.!